Semester lalu, tepatnya semester lima (sekarang semester 7) saya bersama Enry mewakili kampus Universitas Internasional Batam dalam pertukaran mahasiswa di Universitas Teknikal melaka selama satu semester mengambil mata kuliah yang sama dengan di UIB yaitu Sistem Informasi.
Dalam tulisan singkat ini saya akan menceritakan fakta menarik apa saja yang saya dapat ketika berada di malaysia selama menjalani studi di sana.
1. Mahasiswa di Malaysia rajin-rajin!
Yap! mahasiswa di Malaysia memiliki dedikasi yang tinggi dalam dunia pendidikan, bakan sebandel-bandelnya mereka, jarang sekali ada yang cabut kelas ataupun tidak mengerjakan tugas. mereka serius sekali mengikuti perkuliahaan apalagi saat musim ujian tiba, sudah dipastikan mereka akan sibuk belajar dangan mengerjakan proyek-proyek yang menumpuk.
Saya bahkan sempat kaget kalau ada beberapa mahasiswa yang sudah menikah bahkan memiliki anak tapi tetap mengikuti perkuliahan selayaknya mahasiswa biasa yang harus masuk dari jam 7 pagi sampai 6 sore. usut punya usut, ternyata di malaysia susah cari kerja kalau tidak sarjana.
2. Mahasiswa di Malaysia memiliki nilai agama yang kuat
Di latar belakangi dengan dunia islam yang kuat, membuat hal-hal yang mungkin biasa saja di Indonesia akan sangat tabu di malaysia. Seperti pacaran, kebanyakan dari mereka pacaran diam – diam dan tidak terlalu berlebihan layaknya abege Indonesia, bahkan ada beberapa orangtua di sana yang kalau pacaran serius harus langsung bawa keluarga besar untuk bertemu kedua belah pihak. So, engga ada kaya di Indonesia yang baru jadian bawa anak orang ke rumah orang tua, lalu besoknya putus hehe.
Pakaian pun mereka engga pernah gengsi pakai baju melayu yang syar’i malahan beda banget pas ngeliat saya yang stylenya nge-rock hihi.
3. Banyak pelajar Internasional di malaysia
Well, dari hasil pertemuan dengan teman-teman dari Arab dan Jerman saat saya exchange di sana, saya sempat bertanya pada mereka, kenapa kalian memilih malaysia bukan Indonesia? Sang Arab menjawab “Well, I just know this country is cheap and the education is good, also so many arabian have to study here, then finnaly i’m here”. Lalu sang Jerman juga menjawab “my campus doing relation with this campus, cause this is a big chance, i agree to go”
Dapat kita simpulkan bahwa, malaysia mungkin lebih gencar melakukan ekspansi ke luar negri, terlepas dari Universitas-Universitas negri di Indonesia yang juga cukup banyak memiliki program Internasional.
Saya sempat ikut beberapa acara Internasional yang diadakan pihak kampus, saat itu acara ceremony penutupan football International yang mana isinya mostly orang Arab, Yaman dan sekitarnya. So i got so many friends from Arab dan Jerman.
4. Profesor di Universitas seperti padi
Seperti pepatah padi, makin berisi makin merunduk. Di sana, saya ketemu beberapa profesor yang baiknya luar biasa. Pertama saya bertemu Profesor Samad selaku pembimbing saya selama di sana, beliaulah yang mengurus segala hal perkuliahan saya bahkan sampai mengantarkan saya bersama Enry keliling kelas dan lab bahkan beliau meninggalkan kami di ruangannya untuk menyelesaikan urusan mata kuliah, udah seperti murid lamanya beliau hihi.
Lalu Profesor Nana yang ternyata berasal dari Indonesia, beliaulah yang jadi ayah kami selama di malaysia, ketika hari raya idul adha, kami diundang ke rumahnya untuk makan opor dan rendag, duhhhh kemana-mana mah emang rendang juaranya! Di hari raya itu, ada mahasiswa exchange Indonesia sebanyak 22 orang yang berasal dari UDINUS dan IBI Darmajaya Lampung dan Universitas Internasional Batam. Tapi ga Cuma kami, ternyata ada banyak mahasiswa Indonesia yang kuliah full di malaysia sampai sarjana, bahkan ada beberapa yang sudah menikah dan tinggal lama di sana. Maka jadilah semacam reuni orang Indonesia.
Ada mister Dino yang jemput saya di pelabuhan serta miss zulaikha yang dengan sangat profesional menyambut kedatangan exchange kami dan mengurus segala keperluan kami selama di sana, all of them is to much care and kindness.
Profesor-Profesor yang mengajar di kelas pun benar-benar baik dan berdedikasi tinggi, slide mereka lengkap dan mudah dipelajari, setiap slide dibahas satu persatu, hingga senior kami yang pernah exchange di Utem bilang kalau kuliah di sana enak, soalnya dosennya ga Cuma ngasih nasi goreng, tapi nyuapin! (if you know what i mean hihi)
5. Tepat Waktu
Di asrama kami, ada jadwal bus yang siap mengantarkan mahasiswa ke kampus setiap harinya, karna jarak kampus dengan asrama cukup jauh. Dan bus-bus tersebut engga bisa nunggu barang semenit pun. Pernah ada kejadian satu mahasiswa ketinggalan bus, padahal itu bus terakhir, dan supirnya don’t care. Hihi, so becareful.
6. mahasiwa malaysia banyak perantauan
Kebetulan di asrama saya tinggal dengan 5 orang mahasiswa dan sekamar dengan mahasiswa malaysia juga, saya jadi banyak tahu den akrab. Sebagian dari mereka akan pulang saat weekend, kalau kotanya deket, kalau jauh mereka akan menetap di asrama sampai senin. Karna dari melaka ke KL atau Johor hanya butuh waktu 3 jam, jadi mereka lebih memilih pulang dibanding tiduran di asrama.
maafkan wajah kami yang kusut, ini dinihari dan inilah teman-teman asrma yang beralasal dari penjuru malaysia.
Di kampus pun, saya jarang ketemu orang melaka asli yang tinggal dan memiliki rumah di sana, kebanyakan dari mereka selain tinggal di asrama, mereka juga sewa rumah di luar supaya engga diiket sama waktu asrama yang mengharuskan pulang tidak boleh lebih dari jam 12 malam.
Ternyata, kata sahabat saya yang bernama Aliya, ia bilang kalau saat lulus dari high school, dan mendaftar kampus secara online, nilai mereka lah yang menentukan di mana mereka bisa berkuliah. Ya kalo di Indonesia sama dengan Siswa Undangan atau semacamnya. Jadi, mereka bisa berpencar di segala penjuru universitas terbaik di malaysia.
7. Pemerintah Malaysia memiliki dana pinjaman untuk kuliah
Yes! Pantas saja orang malaysia hampir sebagian besar kuliah, karna mereka ada pinjaman perguruan tinggi untuk bisa berkuliah. Kalau di Indonesia masih banyak yang gabisa kuliah karena terbentur masalah dana. Pinjaman dana tersebut bisa dibayarkan saat mereka lulus dan mendapatkan pekerjaan. Bahkan ada banyak beasiswa-beasiswa lainnya yang bisa mereka peroleh untuk tambahan dana kuliah.
Walaupun saat ini di Indonesia sudah banyak beasiswa seperti bidikmisi, dikti dan lembaga lain, saya rasa masih kurang. Semoga saja pemerintah Indonesia bisa lebih perhatian dengan dunia pendidikan. Karna saat ini, tamat belajar 9 tahun saja engga cukup.
8. Perpustakaan di kampus benar-benar nyaman dan bikin betah
Kayanya alasan kenapa perpustakaan di sana bisa ramai mungkin karena emang beneran nyaman, ada banyak sofa yang bantalnya empuk-empuk, ada ruang baca yang nyaman serta ruang diskusi yang di desain dengan menarik.
9. Ga ada angkot!
Emang sih mau kemana – mana susah, harus nunggu bus yang datang sekali 20 menit. Di melaka engga serame Kuala Lumpur, jadi ngga ada MRT atau rapid KL, kalau bisa digambarkan, melaka itu seperti Batam, banyak industri dan masih cukup sepi walaupun banyak turis yang datang ke sana khusus untuk pergi ke tempat bersejarah di Jonker Walk.
10. Makanan India mendominasi
Cukup banyak orang India yang tinggal di melaka, sehingga citra rasa makanan di sana pun sudah mendekati rasa khas india seperti rasa kari yang kuat.
11. Kuliah di sana harus siap bersaing dan pantang menyerah
Well, apasih tujuan kita orang Indonesia jauh-jauh cari ilmu kalau bukan untuk ambil hal-hal positifnya? Mahasiswa malaysia itu mostly individualis dan punya kemauan keras untuk dirinya sendiri, kalau kita engga bisa ngejar, pasti bakal ketinggalan. Tapi syukur saya ketemu dengan beberapa teman malaysia yang mau bantu saya dalam kesusahan saat membuat tugas animasi dan project video.
12. Shopping Area bisa bikin kamu ketagihan belanja.
Hati-hati kalau udah ikutan ke mall, ada banyak brand-brand terkenal yang ga bisa kita temui di Batam walaupun harganya cukup menguras kantong, tapi ada beberapa barang yang diskon besar-besaran sampai kantong kita berasa mampu untuk membelinya.
Karna saya bukan dari keluarga berada, saya coba untuk stop beli-beli dan cukup puas dengan liat-liat mode dan fashion style-nya hihi.
13. Sistem di kampus memiliki management yang baik
Saya engga bisa bayangin, gimana server dan database di kampus sebesar itu hingga tidak ada satu data pun yang miss, dari mahasiswa exchange yang gonta-ganti tapi tetap diberi Nomor Induk mahasiswa sampai mengurusi mahasiwa yang graduate sebanyak 5000-10000 sarjana setiap tahunnya. It was big.
Mungkin buat yang kuliah di Univ negri yang besar seperti Ugm dan UI hal seperti ini sudah lumrah, tapi buat saya, it’s a new experience.
14. Ga ada pasar basah
Entah saya yang ga tau di mana pasar basah yang rame orang-orang belanja untuk keperluan jualan, entah beneran ga ada. Tapi selama hampir 6 bulan di sana, dan sempat bertanya ke beberapa orang, mereka gatau kalau di sana ada pasar basah atau tidak. So, supermarket di sana pasti bakal rame banget, karna semua orang hampir belanja di sana. Kalau di sini kan Hypermart engga serame pasar basah
15. malaysia mengindetikkan Indonesia dengan “Dong” dan “Banget”
Jadi, kalau di kelas ketika teman-teman saya bercerita atau berkelakar dengan saya, pasti mereka pakai “Iya dong” “Apa dong” “mau ke mana dong “ “cantik banget” “iya banget” dan nadanya itu, was likeeee so funny
16. Lagu-lagu dangdut Indonesia terkenal di malaysia
Well for sure Indonesia harus bangga, lagu-lagu dangdut seperti poco-poco, klepek – klepek sama dia dan lagu-lagu ST 12 serta Wali beneran ngehitzzzzzz pake banget di sana. Bahkan sampai dipakai untuk senam.
17. Walaupun banyak TKW Indonesia, jangan malu
Mungkin beberapa dari kita akan terasa berbeda ketika mengenalkan diri dengan orang sana, bahwa kita adalah orang Indonesia. But…. Jangan merasa malu, TKW – TKW itu adalah pejuang devisa, dan kita adalah mahasiswa Indonesia yang siap mengharumkan nama bangsa.
18. Mobil di sana mostly Proton
Jarang banget saya melihat mobil Toyota, Daihatsu, Honda ataupun Jeep lalu-lalang di sana. Karna mobil yang mendominasi adalah mobil proton buatan Malaysia. Pemerintah malaysia memang bagus dalam mengeluarkan peraturan, mereka lebih perduli dengan hasil karya anak bangsa dan turut serta mengembangkannya dibanding memasok produk dari luar.
19. Biaya hidup di malaysia dan Indonesia sama saja
Selama saya jajan-jajan di sana, memang semua harga hampir sama. Sehingga engga perlu worried kalau kamu mau study di sana. Perkisaran harga ketika saya jajan nasi goreng adalah sekitar 15-17 ribu, ayam goreng 20 ribu, capcai 20 ribu. Well sama kaya warung-warung seafood di Batam.
20. Pengantar pelajaran menggunakan bahasa Inggris
Ga bisa dipungkiri, karena malaysia bekas jajahan inggris, dari nenek-nenek sampai anak baru lahir udah bisa bicara bahasa inggris walaupun engga lancar.
Pelajaran-pelajaran yang disampaikan di slide pun menggunakan bahasa inggris, bahasa sehari-hari pun ada beberapa kata yang menggunakan bahasa inggris. Dan itu jadi salah satu alasan kenapa banyak mahasiswa asing yang lebih memilih kuliah di malaysia dibanding Indonesia.
Well, masih banyak lagi sebenernya yang mau saya ceritakan, tapi mungkin bisa di lain waktu, nanti lelah hihi. Anw Terimakasih Universitas Internasional Batam sudah memfasilitasi kita dalam perjalanan studi yang tak terlupakan ini. Semoga manfaatnya tidak untuk saya sendiri tapi bisa berbagi dengan orang lain.
0 komentar: