Rabu, Januari 16, 2013

Cerita Perjalanan (1) Washington DC


Washington Dc merupakan sebuah pusat pemerintahaan bagi Negara Amerika, tidak jauh berbeda dengan Jakarta yang menjadi pusat pemerintahaan bagi Indonesia, akan tetapi Washington Dc tidak hanya dikenal sebagai pusat pemerintahan saja karena Washington Dc dibangun dan ditata dengan rapi sehingga menjadikan kota tersebut sebagai kota wisata.

Kota besar ini tidak hanya tumbuh sebagai kota yang paling kuat di dunia, tetapi juga menjadi salahsatu kota multi budaya, dengan adanya white house atau gedung putih tempat presiden amerika bernaung, Museum besar yang menyimpan sejarah dan barang-barang antic lainya yang sudah bernilai ratusan tahun, berbagai ragam atraksi dan pertunjukan yang disuguhkan kepada wisatawan setiap harinya, seperti orchestra, teater dan pertunjukan seni lainya.

Saya bersama teman-teman mendapat kesempatan empat hari untuk mengelilingi tempat wisata di kota besar ini, dalam kegiatan Indonesian Youth Leadership Program saat saya kelas 1 SMA di SMK Muhammadiyah 1 Batam

Hari pertama berada di Washington DC, kami mengunjungi “Lincoln Memorial” tempat ketika Martin Luther King, Jr menyampaikan pidatonya yang mahsyur “ I Have a Dream”. Tempat ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai Negara, di depan Lincoln Memiorial ini juga terdapat Washington Monument, sama seperti Tugu Monas di Jakarta , namun tentunya ini lebih besar. Di Washington Monument ini juga merupakan tempat di mana film mengharukan seorang autis yang bernama “Forest Gump” berdiri dihadapan rakyat Amerika untuk berpidato mengenai pencapaianya dalam mengabdi kepada Amerika.

Kiri atas : Gedung Lincoln Memorial ; Kanan atas : Washington Monument ; Kiri bawah: Patung Abraham Lincoln dan teman saya Qisty ; Kanan bawah : peserta IYLP 2010

Banyak sekali tempat-tempat bersejarah di Washington DC ini untuk dikunjungi, karena sejarah yang yang pernah ada ini merupakan sejarah peradaban dunia, kita tidak hanya berwisata dan berjalan-jalan semata, kita juga belajar dan mendapat wawasan mengenai dunia. Lalu kami beranjak ke “Jeferson Memorial” gedung ini dibangun untuk mengenang Thomas Jeferson, seorang bapak pendiri Amerika Serikat dan Presiden ke-3 Amerika.


Patung Thomas Jeferson


Di hari kedua kami mengunjungi “Capitol Building” yang digunakan sebagai kantor Kongres Amerika Serikat. Di mana pemilihan dan pusat politik dilakukan di gedung ini. Gedung ini tidak dapat kami masuki, karena sangat dijaga ketat dan tidak sembarang orang dapat masuk.

  Kiri : Para peserta Indonesian Youth Leadership Program 2010 di depan gedung Capitol Building ; Kanan : Saya di depan gedung Capitol Building

Asyik berjalan-jalan tidak membuat kami lupa untuk shalat 5 waktu, saat itu hari Jum’at dan mungkin di Indonesia adalah hari Sabtu malam, di gedung Library Of Congress kami berkeliling ke tempat di mana seluruh orang berkumpul untuk melakukan kongres di dalam aula yang cukup besar, saying ketika memasuki aula besar yang hamper sama dengan aula tempat para DPR melakukan pertemuan.

Dan kami berkunjung ke ruangan perwakilan kongres dari New York, ruangan kecil namun nyaman dan penuh dengan figura serta pengargaan lainya yang menempel di dinding. Lalu setelah berkeliling kami diantar oleh salah satu petugas di gedung itu ke tempat di mana orang-orang islam lainya melakukan shalat.
Ternyata banyak sekali muslim di Amerika, bahkan pegawai pemerintahaan pun banyak yang muslim, hanya saja hal ini masih dipersulit, untuk sholat saja kami harus ke tempat yang letaknya cukup jauh di bawah gedung ini, harus menelusuri lorong-lorong sempit, dan akhirnya kami melakukan shalat Jum’at secara berjama’ah. Jangan heran dengan wanita muslim Amerika yang solat tanpa mukenah seperti kita di Indonesia, yang penting bagi mereka tertutup dan telapak tangan serta kaki terlihat bukanlah masalah.
 
Kiri atas : Kami berfoto di depan Library of Congress ; Kanan atas : Kami mengunjungi salah satu ruangan milik perwakilan kongres dari New York ; Kiri bawah : saya dan teman-teman di depan Library of Congress ; Kanan atas : Suasana sholat Jum’at 

Lalu kami meneruskan perjalanan ke Supreme Court Building merupakan gedung Mahkamah Agung Amerika Serikat, tempat ini juga tidak dapat dimasuki sehingga kami hanya bermain di taman air mancurnya dan berfoto ria, sambil mendengarkan sejarah gedung ini yang disampaikan oleh Translator kami yang merupakan utusan dari Kedutaan Indonesia di Washington DC. Di sini kami bertemu dengan wanita-wanita dari Indonesia yang juga sedang berwisata ke tempat ini, kami tidak tahu mereka berasal dari lembaga mana, tapi sepintas mereka seperti melakukan pekerjaan sekaligus berwisata.

Hari Ketiga kami berada di Washington DC, semuanya berlalu seperti mimpi, kami menginap di sebuah apartemen yang bernama hotel Arlington, setiap paginya kami di-briefing di ruangan yang sudah di sewa pihak Legacy International selaku founder dari acara ini.
Kami menuju White House tempat Presiden Obama tinggal, di depan White House tersebut terdapat sebuah taman yang di kenal dengan Freedom Park, tempat berjalan-jalan para wisatawan menikmati sepoi-sepoi angin musim panas.

Kiri atas : Peserta IYLP berfoto penuh ekspresi di depan White House ; Kanan atas : Freedom park ; Kiri Kiri bawah : Saya di depan White House ; Kanan bawah : White House

Perjalan menggairahkan ini dilanjutkan ke Museum Of Natural History, museum yang menyimpan segala macam barang-barang purba yang sudah bernilai ratusan tahun, bila kita memasuki tempat ini seakan kita bias melihat apa saja yang pernah hidup dan telah punah, museum ini menyimpan segala macam peninggalan bersejarah dari seluruh belahan dunia.

  Kiri atas : Peninggalan bersejarah suku aborigin ; Kanan atas : Saya melihat tubuh kupu-kupu yang diawetkan  menggunakan mikroskop ; Bawah : Lobby dari muse mini yang di hiasi patung gajah.

Untuk melepas lelah, kami mengunjungi The Kennedy Centre untuk mendengarkan Orchestra oleh pianis muda yang umurnya saat itu tidak jauh berbeda dari kami, penonton sangat banyak sehingga memenuhi ruang pertunjukan, karena lagu dan orchestra yang dibawakan seperti nyanyian untuk tidur, maka sebagian peserta IYLP tertidur dengan pulas, di tambah Jet lag yang masih tidak dapat kami kendalikan.

Hari terakhir di Washington Dc sebelum kami menempuh perjalanan selama 4 jam untuk menetap di Virginia, kami mengunjungi KBRI Indonesia di Washington DC, kami disambut dengan baik oleh petugas-petugas dan pegawai Kedutaan. Di dalam gedung yang besar dan sangat artistik ini namun sedikit berkesan menyeramkan kami diajak berkeliling ruangan demi ruangan, ternyata banyak juga ruangan yang “berpenghuni”.

Yang sangat menggembirakan hati dalam kunjungan ini adalah kami disuguhi makanan Indonesia, kami memakan seluruh makanan dengan lahap seperti anak-anak yang sudah 1 bulan tidak diberi makan, karena banyak dari peserta yang lidahnya “Indonesia Banget” jadi cukup tersiksa dengan susahnya mendapatkan makanan yang memiliki rasa seperti yang biasa kami temui di Indonesia.
 
Kiri atas: Acara penyambutan dalam ruangan yang biasa digunakan oleh pegawai kedutaan untuk pertemuan
Kanan bawah: Peserta IYLP berfoto di tangga gedung kedutaan
Bawah : Di depan garuda Indonesia yang dipajang dalam ruang tengah kedutaan.


Setelah pulang dari Kedutaan kami bersiap kembali ke hotel untuk berkemas dan melanjutkan perjalanan ke Virginia. Tunggu cerita selanjutnya ya !

Debby Yuni Anita Andri
@Debbydabby
Universitas International Batam

Previous Post
Next Post

post written by:

3 komentar: