Jumat, Juli 19, 2013

Batampos Artikel "Keren Beneran Vs Keren Dipaksain"


SETIAP remaja pasti ingin terlihat keren. Makanya enggak heran kalau mereka melakukan apapun biar bisa terlihat keren. Hasilnya ada yang keren beneran dan ada yang keren dipaksain.
ilustrasi
ilustrasi
Keren dalam definisi kebanyakan remaja zaman sekarang telah lari dari arti sebenarnya. Kebanyakan remaja menganggap keren itu terlihat dari penampilan alias busana. Atau terlihat seperti orang berada, memiliki semua gadget, terpandang karena harta. Ada juga sih yang mendefinisikan keren dengan orang yang gaul namun salah gaul. Ya misalnya anak motor, mereka merasa keren dengan keluyuran malam-malam, ngumpul mamerin motor atau aksinya yang kebut-kebutan. Nah ini keren yang didefinisikan tidak benar.
Padahal keren itu bukan dilihat dari status seseorang atau karena pergaulan yang salah dan kurang baik, tapi dilihat dari ilmu dan pengetahuan serta wawasannya, dari segala prestasi yang telah diraihnya. Misalnya dia seorang atlet, paskibraka, atau pemain band yang mahir, dan banyak skill lain yang mendefinisikan bagaimana keren itu sebenarnya.
Sebagian remaja sudah ada yang menyadari sepenuhnya tentang arti keren yang sebenarnya. ”Menurut aku keren beneran itu orang yang good looking secara menyeluruh. Dia tidak hanya keren dengan penampilannya yang rapi tapi juga terlihat dari ilmu dan wawasan yang muncul secara alami melalui aura-nya, bukan melalui kekayaan hartanya ataupun lingkungannya” ungkap Ricky Herianto, siswa SMK N 1 Batam
Mungkin Xpresi Kita bisa lihat dari cara bersikap, berfikir dan berbicara teman kita, apakah bisa dikategorikan sebagai orang yang keren beneran, atau keren yang di paksain. Keren beneran itu orang yang seluruh karakter diri dia terkontrol, simple, unik, dan punya skill. Terus gimana nih keren dipaksain itu orang yang karakternya lebih banyak meniru tren, seperti dulu saat baju kotak-kotak menjadi tren, mereka sibuk menggunakan baju kotak-kotak kemana-mana.
Jadi bisa dikategorikan orang yang keren dipaksain itu adalah orang yang berjiwa followers yang mengikuti tren secara berlebihan, agar dipandang bahwa mereka ”keren”. Banyak juga yang ingin mendapat status keren mereka sampai mencuri foto orang lain dan mengatakan bahwa itu milik mereka, biasanya foto-foto yang diambil adalah foto yang jaraknya jauh dan tidak terlihat wajah aslinya. Jadi muncullah jiwa plagiat di dalam diri orang yang berusaha ingin dianggap keren.
Jadi jika Xpresi Kita ingin diakui “keren” perbanyak mengasah ilmu dan wawasan, bukan memperbanyak mengoleksi hal-hal yang dianggap menjadi tren masa kini. Buang deh jauh-jauh pikiran hanya sebatas ikut-ikutan, menabrak aturan atau plagiat. Ingat keren itu kualitas diri yang enggak hanya membuat bangga diri sendiri tapi juga buat bangga orang tua dan orang di sekitar kita. (Debby Yuni Anita Andri)
Published On : Batampos Edisi 27 February 2013
Previous Post
Next Post

post written by:

0 komentar: