Selamat siang masa lalu
Ini surat untukmu, sebaiknya kamu baca dulu
Ada beberapa hal yang ingin aku ceritakan kepadamu
Kita sudah bertahan selama 30 bulan, bukan begitu?
Dan pada akhirnya kita lepaskan untuk suatu hal yang memang tak bisa dipertahankan
Aku dan kamu terlalu sama....
Bukankah sebuah hubungan harus ada perbedaan agar terbentuklah suatu korelasi yang saling melengkapi?
Iya kan?
Kita sama-sama ego dan keras, sehingga untuk belajar saling dewasa itu sedikit sulit.
Sedari dulu, untuk yang kesekian kalinya kita berpisah dan kembali, mungkin inilah saatnya untuk benar-benar berpisah selamanya. . .
Yang aku takutkan selama ini adalah kita bertahan hanya karena tidak tega untuk saling melepas, tidak tega untuk saling menyakiti, padahal pertengkaran yang terjadi setiap waktu itu lebih sakit.
Cintaku tak sebesar cintamu, cintaku hanya datang sesekali saat merindu.
Aku memang hina, menyia-nyiakan cintamu
Tapi apalah cinta, aku tak mengerti, yang kutahu hanyalah perasaan rindu yang menggebu
Yang kutahu hanyalah kamu tidak ingin melepasku
Semenjak jarak memisahkan kita, keadaan semakin memburuk, segala komunikasi susah digapai
Segala jalan sulit untuk di telusuri
Seharusnya bila cinta memang besar kita bisa melewati ini
Tapi aku harus jujur, memang cinta tak ada, mungkin hanya nafsu belaka
Sudah berkali-kali bukan aku lontarkan isi hati yang sejujurnya?
Tapi kau selalu mengelaknya
Mencari kambing hitam dari kejujuranku
Menyalahkan pihak lain untuk menyalahi hatiku
Hati kecil tidak dapat berbohong sayang
Selama ini aku hanya berusaha mencintai kamu, tidak benar-benar mencintaimu
Untuk kesekian kalinya aku ungkapkan ini kepadamu, agar kita sama-sama bersendu
Peranmu selama ini aku anggap seperti seorang sahabat yang benar-benar menjagaku
Karena kamu tidak benar-benar seperti lelakiku
Karena apa? usia kita sama, emosi kita sama, keadaan yang kita lalui sama.
Sehingga kamu tidak bisa lebih dewasa dariku, padahal yang aku butuhkan adalah lelaki yang mampu mengayomiku
Aku tidak bercerita atas ketidak mampuanmu
Tapi aku bercerita tentang ketidakmampuan takdir menyatukan kita.
Aku jahat?
Terserah padamu menilaiku, karena menurutku semakin kita berlama-lama berkecimpung dalam ketidakpastian yang memaksa, dan aku terus belajar dan tidak pernah qatam untuk benar-benar mencintaimu seutuhnya, akan lebih menyakitkan satu sama lain.
Maka dari itu perpisahan jalan yang kita ambil.
Tuhan tidak takdirkan kita berjalan beriringan sebagai sepasang kekasih
Ia hanya mengizinkan kita beriringan sebagai dua orang sahabat lama yang sudah lama mengenal satu sama lain.
Masih ada dewi yang selalu menemani tidurku, dan dewa yang duduk cantik pada jendela kamarmu. Mereka akan terus begitu hingga kamu dan aku sudah di anugerahi dewa dan dewi baru.
Oh ya, salam kepada keluargamu, semoga aku masih bisa tetap menjadi bagian darinya.
Doaku ada padamu. . .
Selalu. . . .
Agar kamu bisa bahagia. . .
Tanpaku . . .
Ini surat untukmu, sebaiknya kamu baca dulu
Ada beberapa hal yang ingin aku ceritakan kepadamu
Kita sudah bertahan selama 30 bulan, bukan begitu?
Dan pada akhirnya kita lepaskan untuk suatu hal yang memang tak bisa dipertahankan
Aku dan kamu terlalu sama....
Bukankah sebuah hubungan harus ada perbedaan agar terbentuklah suatu korelasi yang saling melengkapi?
Iya kan?
Kita sama-sama ego dan keras, sehingga untuk belajar saling dewasa itu sedikit sulit.
Sedari dulu, untuk yang kesekian kalinya kita berpisah dan kembali, mungkin inilah saatnya untuk benar-benar berpisah selamanya. . .
Yang aku takutkan selama ini adalah kita bertahan hanya karena tidak tega untuk saling melepas, tidak tega untuk saling menyakiti, padahal pertengkaran yang terjadi setiap waktu itu lebih sakit.
Cintaku tak sebesar cintamu, cintaku hanya datang sesekali saat merindu.
Aku memang hina, menyia-nyiakan cintamu
Tapi apalah cinta, aku tak mengerti, yang kutahu hanyalah perasaan rindu yang menggebu
Yang kutahu hanyalah kamu tidak ingin melepasku
Semenjak jarak memisahkan kita, keadaan semakin memburuk, segala komunikasi susah digapai
Segala jalan sulit untuk di telusuri
Seharusnya bila cinta memang besar kita bisa melewati ini
Tapi aku harus jujur, memang cinta tak ada, mungkin hanya nafsu belaka
Sudah berkali-kali bukan aku lontarkan isi hati yang sejujurnya?
Tapi kau selalu mengelaknya
Mencari kambing hitam dari kejujuranku
Menyalahkan pihak lain untuk menyalahi hatiku
Hati kecil tidak dapat berbohong sayang
Selama ini aku hanya berusaha mencintai kamu, tidak benar-benar mencintaimu
Untuk kesekian kalinya aku ungkapkan ini kepadamu, agar kita sama-sama bersendu
Peranmu selama ini aku anggap seperti seorang sahabat yang benar-benar menjagaku
Karena kamu tidak benar-benar seperti lelakiku
Karena apa? usia kita sama, emosi kita sama, keadaan yang kita lalui sama.
Sehingga kamu tidak bisa lebih dewasa dariku, padahal yang aku butuhkan adalah lelaki yang mampu mengayomiku
Aku tidak bercerita atas ketidak mampuanmu
Tapi aku bercerita tentang ketidakmampuan takdir menyatukan kita.
Aku jahat?
Terserah padamu menilaiku, karena menurutku semakin kita berlama-lama berkecimpung dalam ketidakpastian yang memaksa, dan aku terus belajar dan tidak pernah qatam untuk benar-benar mencintaimu seutuhnya, akan lebih menyakitkan satu sama lain.
Maka dari itu perpisahan jalan yang kita ambil.
Tuhan tidak takdirkan kita berjalan beriringan sebagai sepasang kekasih
Ia hanya mengizinkan kita beriringan sebagai dua orang sahabat lama yang sudah lama mengenal satu sama lain.
Masih ada dewi yang selalu menemani tidurku, dan dewa yang duduk cantik pada jendela kamarmu. Mereka akan terus begitu hingga kamu dan aku sudah di anugerahi dewa dan dewi baru.
Oh ya, salam kepada keluargamu, semoga aku masih bisa tetap menjadi bagian darinya.
Doaku ada padamu. . .
Selalu. . . .
Agar kamu bisa bahagia. . .
Tanpaku . . .
-_- kalo aku kasih kemantan gimana yah ? ahaha
BalasHapus