Jumat, Agustus 19, 2016

1 Year for 1001 memories

I really like to tell that I am a lucky person. Not that I have a big house full of fancy cars or ever been travelling around the world. For me lucky is every simple thing that happes in my life – wether it is good or bad. Good or bad thing that happened to us, they have every purpose to make us a better human.


Lucky to have someone to greet you in the morning. To tell you everything is gonna be alright and all we have to do is our best.


Lucky to have someone to talk to in the evening when the day is through. To talk about your day and make a bad day a joke, so you both could laugh over it and feel better.



Lucky is to have someone to call when you left your wallet at home but you already ordered food in a restaurant and then he sai, “I’ll be there in half an hour.”




Lucky is to have someone to bring your food when you are sick before he goes to the office.



Lucky is to have someone to tell you how lucky he is to have you and how beautiful you are.
Lucky is to have someone who is proud to have you.


Lucky is to have someone to call at 3 AM when you can’t sleep at night and he will listen to your nonsense insecurities.



Lucky is to have someone who gives you a song and says that song reminds him of you.


Lucky is to have someone who always remember your special day and give a lot of surprise.


Lucky is to hae someone to plan about the future, imagining every stupid possibilities.



Lucky is to have someone who brings out the best in you but can also accept the worst in you.

Lucky is to have someone who is so passionate about his career and talks about it with you.



Lucky is to have someone who always makes time for you even in the busiest day.

Lucky is to have someone who says sweet things when you are on PMS and makes your day better.


Lucky is to have someone who says, “i feel like I can talk about anything with you”


Lucky is to have someone who always ready to be superman even in your and his family.

Lucky is to have someone who always be patient in every silly things you do.


Lucky is to have you.
Boyank Lesmana











Jumat, April 26, 2013

Surat Untuk Masa Depan

Hai masa depanku
Aku baru saja menemukanmu
Semoga kamu terus menemaniku sampai malaikat maut mencabut nyawaku

Sejak pertama bertemu aku tidak ragu
Dan yakin kamu akan jadi milikku
Padahal aki tidak tahu siapa kamu
Mungkin saja tuhan sudah memberitahu instingku terlebih dahulu

Aku baru saja beralih dari masa lalu
Dan ingin membangun masa depan denganmu
Maukah kau membimbingku?

Ada yang sedang aku tata saat ini.. . Yaitu hatiku
Kamu harus bantu
Agar rapi dan tak ada lagi sendu

Masa depanku. . .
Pada lenganmu aku mengadu
Pada pelukanmu aku merindu
Dan kau sudah mengajariku caranya bersemu malu-malu
Saat kau meletakan hati pada jantungku
Yang akan selalu berdetak seiring nafasku

Padamu aku menaruh harap, untuk berserah mencintaimu
Selalu. . . . .
Surat Untuk Masa Lalu
Selamat siang masa lalu
Ini surat untukmu, sebaiknya kamu baca dulu
Ada beberapa hal yang ingin aku ceritakan kepadamu

Kita sudah bertahan selama 30 bulan, bukan begitu?
Dan pada akhirnya kita lepaskan untuk suatu hal yang memang tak bisa dipertahankan
Aku dan kamu terlalu sama....
Bukankah sebuah hubungan harus ada perbedaan agar terbentuklah suatu korelasi yang saling melengkapi?
Iya kan?
Kita sama-sama ego dan keras, sehingga untuk belajar saling dewasa itu sedikit sulit.

Sedari dulu, untuk yang kesekian kalinya kita berpisah dan kembali, mungkin inilah saatnya untuk benar-benar berpisah selamanya. . .

Yang aku takutkan selama ini adalah kita bertahan hanya karena tidak tega untuk saling melepas, tidak tega untuk saling menyakiti, padahal pertengkaran yang terjadi setiap waktu itu lebih sakit.
Cintaku tak sebesar cintamu, cintaku hanya datang sesekali saat merindu.

Aku memang hina, menyia-nyiakan cintamu
Tapi apalah cinta, aku tak mengerti, yang kutahu hanyalah perasaan rindu yang menggebu
Yang kutahu hanyalah kamu tidak ingin melepasku

Semenjak jarak memisahkan kita, keadaan semakin memburuk, segala komunikasi susah digapai
Segala jalan sulit untuk di telusuri
Seharusnya bila cinta memang besar kita bisa melewati ini
Tapi aku harus jujur, memang cinta tak ada, mungkin hanya nafsu belaka

Sudah berkali-kali bukan aku lontarkan isi hati yang sejujurnya?
Tapi kau selalu mengelaknya
Mencari kambing hitam dari kejujuranku
Menyalahkan pihak lain untuk menyalahi hatiku

Hati kecil tidak dapat berbohong sayang
Selama ini aku hanya berusaha mencintai kamu, tidak benar-benar mencintaimu
Untuk kesekian kalinya aku ungkapkan ini kepadamu, agar kita sama-sama bersendu

Peranmu selama ini aku anggap seperti seorang sahabat yang benar-benar menjagaku
Karena kamu tidak benar-benar seperti lelakiku
Karena apa? usia kita sama, emosi kita sama, keadaan yang kita lalui sama.
Sehingga kamu tidak bisa lebih dewasa dariku, padahal yang aku butuhkan adalah lelaki yang mampu mengayomiku

Aku tidak bercerita atas ketidak mampuanmu
Tapi aku bercerita tentang ketidakmampuan takdir menyatukan kita.

Aku jahat?
Terserah padamu menilaiku, karena menurutku semakin kita berlama-lama berkecimpung dalam ketidakpastian yang memaksa, dan aku terus belajar dan tidak pernah qatam untuk benar-benar mencintaimu seutuhnya, akan lebih menyakitkan satu sama lain.

Maka dari itu perpisahan jalan yang kita ambil.
Tuhan tidak takdirkan kita berjalan beriringan sebagai sepasang kekasih
Ia hanya mengizinkan kita beriringan sebagai dua orang sahabat lama yang sudah lama mengenal satu sama lain.

Masih ada dewi yang selalu menemani tidurku, dan dewa yang duduk cantik pada jendela kamarmu. Mereka akan terus begitu hingga kamu dan aku sudah di anugerahi dewa dan dewi baru.

Oh ya, salam kepada keluargamu, semoga aku masih bisa tetap menjadi bagian darinya.

Doaku ada padamu. . .
Selalu. . . .
Agar kamu bisa bahagia. . .
Tanpaku . . .





Selasa, April 23, 2013

Surat Untuk Bianglala




Hai Bianglala. . .
Kamu masih ingat aku? aku dan lelakiku?
Yang kutau kau akan menuliskan jejak sejarah pada kerangkeng besimu
Dan pastinya kau masih ingat kami. . .

Pada rodamu, ada banyak orang yang terkurung dalam kebahagian, mengikuti putaranmu tidak lain kerena mereka ingin merasakan jatuh bangun bersamamu.
Dan kami . . .
Dua orang asing yang juga mengikuti perputaranmu untuk mencari sesuatu. . .
Terkunci dalam penjara besimu, merasakan segala macam rasa, bahagia, duka, tertawa, bersedih, mual, dan dahaga.
Dua orang asing yang mulai belajar mengeja, apa itu cinta. . .

Ada warna yang kau suguhkan pada puncakmu, semesta penuh bintang yang bertaburan, menghilangkan dahaga pada sepasang manusia yang sudah mati rasa karena masa lalu. 
Membersihkan pandangan dari guratan sendu, menghasilkan keindahan cahaya pada malam sabtu.

Selain aku belajar membaca cinta, aku juga membaca hidup dari putaran rodamu . . .

Hidup ini adalah seperti roda bianglala
Dimulai dari bawah, lalu berputar perlahan hingga puncaknya, lalu ke bawah lagi.
Mendapati diri sudah lelah saat di puncak, dan butuh kembali pada peristirahatan yang abadi.
Dalam hidup, segalanya ada bahagia dan duka, Bahagia ketika berhasil mencapai puncak, berduka ketika harus kembali ke bawah.
Sama seperti menaiki bianglala, kita juga juga harus berusaha keras mencapai puncak, melewati mual-mual dan jantung yang bekerja duakali lipat.

Tapi jika kita menikmati roda bianglala bersama orang yang kita sayang, segalanya akan menyenangkan karena ada selipan tawa di dalamnya.


Terimakasih bianglala. . . .
Teruslah berputar menikmati bahagia, bersama manusia yang sedang belajar memaknai dunia.


Sincerely
"Gadis penerima kecupan pada puncakmu"


Surat Untuk Semesta
Selamat pagi semesta. . .
Kau berlalu dengan siang, sore, malam, lalu pagi kembali
Ah akhir-akhir ini kau berlalu begitu cepat . . .
Apa yang sedang kau buru? Mempercepat perjalanan ke hari akhir?

Sudahlah kau tak perlu jawab, tujuanku hanya ingin sedikit berbincang barang beberapa paragraf saja.
Entah akan tersampaikan lewat mana aku pun ragu. mungkin saja hilir angin, deru kendaraan yang bergesek di atas aspal, ataupun bunyi spatula penggorengan di sebelahku.

Semesta. . .
Ada bunyi, nada dan suara yang kau hasilkan dan pantulkan dari berbagai arah.
Semuanya indah seperti lantunan harmonika, tuts piano, dan petikan gitar.
Tapi kenapa ada pula nada dan suara-suara yang menghampiri semestaku?
Ada klentingan suara seperti piring pecah, ada suara dinding yang digebrak, ada suara pintu yang didobrak.
kenapa semestaku bisa menghasilkan suara itu?

Aku menanti balasan darimu semesta. . .
Karena yang aku tahu, kau hanya menghasilkan nada indah, bukan nada gundah. . .